Tahukah kita selain membawa
manfaat yang besar, Teknologi Informasi (TI) juga mempunyai pengaruh buruk yang
besar pula pada perkembangan generasi anak bangsa. Saat ini perangkat yang
paling mempengaruhi anak pelajar Indonesia saat ini antara lain :
- Komputer
- Handphone
- MP4 player
- Game Console
- Media tontonan seperti Televisi dan Film
Namun kali ini kita akan
membahas salah satu diantaranya yaitu pengaruh buruk Teknologi Komputer.
Pengaruh positif atau negatif yang bisa muncul dari alat ini tentu saja tergantung
dari pemanfaatannya. Bila anak-anak dibiarkan menggunakan komputer secara
sembarangan, pengaruhnya bisa jadi negatif. Sebaliknya, komputer akan
memberikan pengaruh positif bila digunakan deengan bijaksana, yaitu membantu
pengembangan intelektual dan motorik anak.
Pengaruh Buruk Lewat Internet
Mampu mengakses internet
sesungguhnya merupakan suatu awal yang baik bagi pengembangan wawasan anak.
Sayangnya, anak juga akan terancam dengan banyaknya informasi buruk yang
membanjiri internet. Melalui internetlah berbagai materi bermuatan seks,
kekerasan, dan lain-lain dijajakan secara terbuka dan tanpa penghalang. Sebuah
studi yang menunjukkan bahwa satu dari 12 anak di Canada sering menerima pesan
yang berisi muatan seks, tawaran seks, saat menggunakan internet.
Pengaruh Buruk Terlalu Sering Bermain Komputer
Kecanduan bermain komputer dapat
memicu anak menjadi malas menulis, menggambar atau pun melakukan aktivitas
sosial. Kecanduan bermain komputer bisa karena sejak awal orangtua tidak
membuat aturan bermain komputer. Seharusnya, orangtua perlu membuat kesepakatan
dengan anak soal waktu bermain komputer. Misalnya, anak boleh bermain komputer
sepulang sekolah setelah selesai mengerjakan PR hanya selama satu jam. Waktu
yang lebih longgar dapat diberikan pada hari libur. Pengaturan waktu ini perlu
dilakukan agar anak tidak berpikir bahwa bermain komputer adalah satu-satunya
kegiatan yang menarik bagi anak. Pengaturan ini perlu diperhatikan secara ketat
oleh orangtua, setidaknya sampai anak berusia 12 tahun. Pada usia remaja
diharapkan anak sudah dapat mengatur waktu dengan baik.
Permasalahan
dan Solusi internet dalam dunia Pendidikan
Kendala bidang pendidikan
ini dapat diatasi dengan adanya internet yang bisa diakses oleh peserta didik
di perguruan tinggi. Berbagai macam informasi seperti perpustakaan online,
jurnal online, majalah, dan bahkan buku-buku teks yang dapat di-download gratis
dari berbagai situs yang ada dalam dunia internet. Mahasiswa bisa mencari
apapun yang berkaitan dengan materi perkuliahan disampaikan dosen di kelas,
untuk membandingkan, memperkaya pengetahuan, dan mencari sesuatu yang
memerlukan kejelasan dan pemahaman mendalam.
Permasalahan selalu timbul
dalam dunia pendidikan adalah kekurangan informasi dan referensi akibat
terbatasnya jumlah sarana belajar. Ketersediaan buku – buku di perpustakaan
terutama pada lembaga pendidikan swasta cukup memprihatinkan dan sangat jauh
dari harapan jika yang menjadi tujuan adalah melahirkan sarjana-sarjana
berkualitas dari universitas.
Namun pada praktiknya,
sosialisasi internet bagi dunia pendidikan tidak semudah yang dibayangkan dan
diharapkan banyak pihak, menurut Rahardjo (2001), terbatasnya pemanfaatan
teknologi informasi ini dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya:
- Faktor pertama, merupakan permasalahan utama dalam memanfaatkan segala teknologi hasil karya masyarakat Barat. Produk-produk teknologi yang sampai ke tangan masyarakat dunia umumnya menggunakan komunikasi berbahasa Inggris sehingga menyulitkan bagi para pengguna seperti mahasiswa Indonesia yang Jurnal Ilmiah umumnya masih memiliki kemampuan rendah dalam bahasa asing, sedangkan banyak informasi-informasi dan ilmu pengetahuan direkayasa dalam bahasa internasional tersebut.
- faktor kedua, keterbatasan informasi dan ilmu pengetahuan dalam bahasa Indonesia, menjadi salah satu penyebab rendahnya penggunaan internet dalam negeri. Kesadaran masyarakat Indonesia untuk berbagi ilmu pengetahuan masih sangat rendah dibanding di luar negeri. Informasi masih dianggap suatu hal pribadi dan mahal yang tidak dapat diakses oleh seluruh orang, menjadikan pengetahuan hanya berkembang untuk diri pribadi dan komunitas tertentu saja.
- Faktor ketiga, adalah kendala mahalnya biaya untuk menggunakan internet di dalam negeri. Untuk mengakses internet pribadi dengan menggunakan jaringan telepon milik pemerintah seseorang harus mengeluarkan biaya hampir sepuluh ribu rupiah per jam sehingga membatasi pemanfaatan internet tersebut. Solusi ini dapat dipecahkan dengan menggunakan internet pada warung-warung internet dengan biaya yang lebih murah antara dua ribu sampai tiga ribu rupiah per jam. Namun masih saja terlalu mahal untuk seorang mahasiswa apabila harus menggunakan dalam frekuensi tinggi (selalu mengakses).
- Faktor terakhir, permasalahan dari tenaga pendidik itu sendiri yang masih belum siap menggunakan teknologi internet dalam proses pengajarannya akibat kurangnya kemampuan pengajar dalam bidang ini.
Masalah
terpenting dari sekian faktor penghambat di atas terletak pada faktor ketiga
dan keempat yakni mahalnya biaya akses dan keterbatasan pengajar. Jika kendala bahasa
tidak menjadi masalah, lambat laun mahasiswa akan terus belajar dengan
sendirinya dengan tingginya frekuensi penggunaan internet, sehingga mereka akan
lebih memahami penguasaan istilah-istilah asing dari internet tersebut. Sumber
motivator utama dari pengajar adalah faktor terpenting dalam mensosialisasikan
kegiatan penunjang pembelajaran. Misalnya untuk melengkapi informasi tentang
sebuah kajian masalah di dalam kelas, siswa dianjurkan untuk membuka homepage
milik pengajar, atau mengakses situs-situs lain yang disarankan pengajar.
Dari segi
mahalnya biaya kendala ini dapat diatasi dengan berperan penting lembaga
pendidikan untuk mengembangkan sistem pembelajaran internet dengan
membangun sebuah jaringan internet di lembaga pendidikan, menyediakan sarana
penyewaan dengan biaya yang lebih murah dibanding warung internet milik
penguasaha bisnis.
0 komentar:
Posting Komentar